kaitan Ekologi, Environmentalisme, Evolusi (INDONESIA MEGABIODIVERSITY COUNTRY)
A. INDONESIA
MEGABIODIVERSITY COUNTRY
Indonesia disebut
sebagai negara megabiodiversity, dikarenakan dengan hanya mencakup 1,3% dari
total daratan dunia. Namun demikian, Indonesia memiliki kekeayaan hayati yang
sangat besar. Indonesia memiliki 10% jenis tumbuhan berbunga dari total
keseluruhan tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12% jenis mamalia dunia, 16%
reptil dan amfibi dunia, sekitar 17% jenis burung di dunia, serta 25% lebih
jenis ikan dunia. Kekayaan hayati Indonesia yang terkenal tersebut, belum
termasuk keanekaragaman arthropoda terutama serangga yang masih belum banyak
diketahui di pedalaman Papua, Sulawesi, Kalimantan, serta pulau-pulau kecil
lainnya.
Indonesia terletak di 6o LU-11o LS dan 95o BT-
141o BT. Itu artinya Indonesia berada di daerah iklim tropis dan dilewati oleh
garis khatulistiwa. Selain itu, Indonesia terletak di antara benua asia dan
Australia. Indonesia juga merupakan tempat pertemuan dua rangkaian
pegunungan muda, yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Pengaruh dari
letak geografis tersebut, membuat Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara
yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia memiliki spesies mamalia terbesar
di dunia. Selain itu untuk jenis reptil berada di urutan ke tiga dan jenis
unggas khususnya burung berada di urutan ke empat.
Kondisi alam Indonesia sangat menguntungkan bagi
kehidupan beratus-ratus spesies tumbuhan dan hewan karena iklim di wilayah ini
telah membentuk berbagai tipe habitat. Banyaknya wilayah hutan tropik serta
rawa-rawa, mangrove, pantai berkarang serta jenis-jenis habitat lainnya,
merupakan ciri yang jarang dimiliki negara lain.
B. SPESIES
KOMODO, DISTRIBUSI DAN ABUNDANSI
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar di dunia, Komodo
secara alami hanya ditemui di Indonesia di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Mereka aktif pada siang hari, walaupun
kadang-kadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang
penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak.
Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer
per jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam
sedalam 4.5 meter, serta pandai memanjat pohon
menggunakan cakar mereka yang kuat. Komodo muda menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon,
tempat mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa yang
kanibal, yang sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda yang
berhasil diburu. Komodo
membutuhkan tiga sampai lima tahun untuk menjadi dewasa, dan dapat hidup lebih
dari 50 tahun.
Sekitar
4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini
terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili
Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor). Meski demikian, ada
keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya
tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.
Keadaan alam pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara yang kering
dan gersang, dengan padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu
yang cukup panas, merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba
Komodo (Varanus komodoensis).
C. PEMAHAMAN EKOLOGI DAN ENVIRONMENTALISME
SERTA KAITANNYA
Pada dasarnya ekologi dan environmentalisme
adalah dua hal yang berbeda hal ini di karenakan ekologi adalah bidang
ilmu yang mempelajari kehidupan suatu organisme dengan lingkungan alamiahnya
sedangkan environmentalisme adalah sikap mental yang memuat keyakinan bahwa
alam harus di lindungi dari kerusakan yang di buat oleh manusia.
Namun pada prakteknya keduanya sangat berkaitan sebab ekologi menyediakan informasi tentang bagaimana kerusakan lingkungan mempengaruhi makhluk hidup dan bagaimana memperbaikinya.
Namun pada prakteknya keduanya sangat berkaitan sebab ekologi menyediakan informasi tentang bagaimana kerusakan lingkungan mempengaruhi makhluk hidup dan bagaimana memperbaikinya.
D. KAITAN EKOLOGI DAN EVOLUSI
Ekologi adalah ilmu yangmempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan
yang lainnya, Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Evolusi (dalam
kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi alam.
evolusi-ekologi terfokus
pada tingkat populasi biologi, dengan penekanan pada
skala waktu yang di batasi fenomena antara ekologi (yaitu, jangka pendek) dan
evolusi (yaitu, jangka panjang). Biasanya, evolusi ekologi mempelajari
berbagai fenomena yang mungkin termasuk umur dan ukuran pada
saat jatuh tempo, plastisitas fenotipik, sistem pemuliaan
kawin/dan seleksi seksual, riwayat hidup, evolusi di lingkungan
heterogen (tapi yang lingkungan tidak heterogen), strategi mencari makan,derajat dan pola
variasi genetik, efek orangtua, dan spesialis generalis.
E.
ANALISIS
KAJIAN EKOLOGI
·
Mengamati
distribusi dan abundansi merupakan kajian ekologi, karena ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi organism terhadap lingkungannya. Dimana interaksi
itu mencangkup distibusi dan abundansi atau kemelimpahan organisme.
·
Mengamati
organism yang masih ada dari hutan yang telah terbakar, juga merupakan kajian
ekologi. Karena dengan penelitian ini tujuannya adalah mengamati spesies yang
masih ada, semakin berkurangnya kemelimpahan organisme
Komentar
Posting Komentar