Senin, 22 September 2025

GANGGUAN/ KELAINAN SISTEM GERAK & TEKHNOLOGI SISTEM GERAK

 


Gangguan Sistem Gerak dan Teknologi Sistem Gerak

Pendahuluan

Sistem gerak pada manusia terdiri atas tulang, sendi, dan otot yang bekerja sama untuk menghasilkan pergerakan. Tulang berfungsi sebagai alat gerak pasif, otot sebagai alat gerak aktif, sedangkan sendi sebagai penghubung agar tulang dapat bergerak secara fleksibel. Namun, sistem gerak dapat mengalami gangguan akibat kelainan bawaan, cedera, kekurangan gizi, infeksi, atau proses penuaan. Untuk mengatasi hal tersebut, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, terutama dalam bidang medis, sehingga banyak gangguan sistem gerak dapat dicegah, didiagnosis, dan diobati dengan lebih efektif.


Gangguan Sistem Gerak

  1. Gangguan pada Tulang

    • Fraktura (patah tulang) terjadi akibat benturan keras, misalnya kecelakaan atau jatuh. Tulang yang patah biasanya ditangani dengan reposisi dan pemasangan pen atau gips.

    • Osteoporosis adalah pengeroposan tulang karena berkurangnya kepadatan tulang. Kondisi ini banyak dialami lansia, terutama wanita, akibat berkurangnya hormon estrogen.

    • Rakhitis adalah kelainan pada anak yang ditandai dengan tulang kaki bengkok karena kekurangan vitamin D.

    • Skoliosis, kifosis, dan lordosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh tidak normal.

    • Osteoartritis yaitu kerusakan tulang rawan sendi akibat gesekan berulang dan faktor usia.

  2. Gangguan pada Sendi

    • Dislokasi adalah pergeseran tulang dari posisi sendi yang normal.

    • Artritis adalah peradangan pada sendi yang menimbulkan rasa nyeri, kaku, dan bengkak.

    • Gout (asam urat) terjadi karena penumpukan kristal asam urat pada sendi sehingga menimbulkan rasa sakit.

  3. Gangguan pada Otot

    • Kram otot merupakan kontraksi otot yang terjadi tiba-tiba sehingga menyebabkan nyeri.

    • Atrofi otot adalah mengecilnya ukuran otot akibat jarang digunakan, misalnya pada orang yang lama berbaring.

    • Distrofi otot merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot progresif.

    • Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan racun sehingga otot menjadi kaku dan sulit digerakkan.


Teknologi dalam Sistem Gerak

Kemajuan teknologi di bidang kesehatan telah memberikan solusi bagi berbagai gangguan sistem gerak. Teknologi ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang:

  1. Teknologi Diagnosis

    • X-ray (Rontgen) digunakan untuk melihat kondisi tulang dan mendeteksi patah tulang.

    • MRI (Magnetic Resonance Imaging) mampu menghasilkan gambar detail otot, ligamen, dan jaringan lunak.

    • CT Scan memberikan gambaran lebih jelas tentang struktur tulang dan jaringan sekitar.

  2. Teknologi Terapi dan Rehabilitasi

    • Fisioterapi membantu pemulihan fungsi gerak dengan latihan otot dan sendi.

    • Terapi okupasi melatih pasien agar mampu kembali beraktivitas sehari-hari.

    • Bedah ortopedi dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada tulang dan sendi.

  3. Teknologi Implan dan Prostetik

    • Implan tulang berupa pen, sekrup, atau plate dipasang untuk menyatukan kembali tulang yang patah.

    • Sendi buatan (artroplasti) digunakan untuk menggantikan sendi lutut atau pinggul yang rusak.

    • Prostetik modern (bionic limb) adalah anggota gerak buatan yang dilengkapi sensor elektronik sehingga dapat digerakkan seperti anggota tubuh asli.

  4. Teknologi Pencegahan

    • Wearable device seperti gelang pintar untuk memantau aktivitas fisik dan postur tubuh.

    • Alat pelindung diri seperti helm, pelindung lutut, dan sabuk punggung yang mencegah cedera.

    • Suplemen nutrisi berupa kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang dan otot.


Keterkaitan Gangguan dan Teknologi Sistem Gerak

Perkembangan teknologi terbukti sangat membantu dalam penanganan gangguan sistem gerak. Misalnya, pasien dengan fraktura berat dapat kembali berjalan setelah menjalani operasi pemasangan implan. Penderita osteoartritis dapat memperoleh sendi buatan sehingga kualitas hidup meningkat. Bahkan, pasien yang kehilangan anggota gerak dapat kembali beraktivitas dengan bantuan prostetik bionik atau eksoskeleton robotik.

Dengan demikian, kesehatan sistem gerak tidak hanya bergantung pada gaya hidup sehat, tetapi juga sangat terbantu oleh perkembangan teknologi medis modern.


Penutup

Gangguan sistem gerak dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan lansia. Faktor penyebabnya beragam, dari kekurangan gizi, cedera, infeksi, hingga penuaan. Untungnya, teknologi kedokteran terus berkembang untuk mendiagnosis, mengobati, hingga mengganti fungsi sistem gerak yang terganggu. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kesehatan sistem gerak melalui olahraga teratur, asupan gizi seimbang, serta pemanfaatan teknologi secara bijak.

Rabu, 30 Juli 2025

 

LKPD – Dasar dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup

Sekolah              : SMAN 2 Pasir Belengkong

Mata Pelajaran: Biologi
Kelas/Semester: X / Ganjil
Materi Pokok   : Klasifikasi Makhluk Hidup


Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta didik dapat:

  1. Menjelaskan dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup (morfologi, anatomi, fisiologi, dll).
  2. Menyebutkan manfaat klasifikasi makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri.

A. Aktivitas Pendahuluan

Pertanyaan pemantik:

  1. Mengapa kita perlu mengelompokkan makhluk hidup?
  2. Apa dampaknya jika makhluk hidup tidak dikelompokkan dengan sistematis?

Diskusikan secara berkelompok dan tuliskan pendapat kalian di bawah ini.
📝 Jawaban:
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................


B. Aktivitas Inti: Eksplorasi dan Klasifikasi

Tugas 1 – Mengidentifikasi Dasar Klasifikasi

Perhatikan gambar atau data berikut ini (bisa berupa gambar hewan/tumbuhan yang berbeda jenis).

Petunjuk:
Kelompokkan makhluk hidup berikut berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri morfologi dan habitat.

Gambar/Spesies

Ciri Morfologi

Habitat

Klasifikasi Sederhana

1. Kucing

2. Harimau

3. Ikan Mas

4. Paus

📝 Kesimpulan Kalian:
Tuliskan dasar pengelompokan yang kalian gunakan.
..............................................................................................................................................


Tugas 2 – Menjelaskan Manfaat Klasifikasi

Diskusikan dan identifikasi manfaat klasifikasi makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari, kemudian isilah tabel berikut:

No

Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup

Contoh Penerapan

1

2

3

📝 Refleksi Individu:
Menurut kalian, bagaimana peran klasifikasi makhluk hidup dalam bidang:

  • Kesehatan: ......................................................................
  • Pertanian: ......................................................................
  • Pelestarian lingkungan: ........................................................

C. Penutup

Tuliskan satu hal baru yang kalian pelajari hari ini dan satu pertanyaan yang masih kalian miliki.

📝 Hal baru yang dipelajari:
..............................................................................................................................................

📝 Pertanyaan:
..............................................................................................................................................


Senin, 28 Juli 2025

Difusi dan Osmosis

 

Difusi dan Osmosis

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

  • Menjelaskan pengertian dan proses difusi dan osmosis.

  • Memberi contoh peristiwa difusi dan osmosis dalam kehidupan sehari-hari.

  • Mengidentifikasi perbedaan antara difusi dan osmosis.

  • Menganalisis peran difusi dan osmosis dalam kehidupan sel.


A. Pengantar

Setiap sel dalam tubuh makhluk hidup dikelilingi oleh membran sel yang bersifat semipermeabel. Untuk mempertahankan kehidupan, sel harus dapat mengatur keluar masuknya zat seperti air, oksigen, dan zat makanan. Dua proses penting yang memungkinkan terjadinya transportasi zat tersebut adalah difusi dan osmosis.


B. Difusi

Pengertian:

Difusi adalah pergerakan partikel zat (padat, cair, atau gas) dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah, tanpa memerlukan energi (pasif).

Contoh Difusi:

  • Aroma parfum menyebar ke seluruh ruangan.

  • Oksigen berdifusi dari alveolus ke kapiler darah di paru-paru.

  • Gula dalam teh menyebar secara merata tanpa diaduk.

Faktor yang Mempengaruhi Difusi:

  1. Konsentrasi zat

  2. Suhu

  3. Ukuran molekul

  4. Luas permukaan membran


C. Osmosis

Pengertian:

Osmosis adalah pergerakan air dari larutan dengan konsentrasi air tinggi (larutan hipotonik) ke konsentrasi air rendah (larutan hipertonik) melalui membran semipermeabel.

Contoh Osmosis:

  • Kentang yang direndam dalam air garam akan mengerut karena air keluar dari sel.

  • Akar tanaman menyerap air dari tanah.

  • Sel darah merah pecah dalam air murni (larutan hipotonik).


D. Perbedaan Difusi dan Osmosis

AspekDifusiOsmosis
Zat yang bergerakZat terlarut (gas/padat/cair)Air (pelarut)
MembranTidak selalu melalui membranHarus melalui membran semipermeabel
EnergiTidak membutuhkan energiTidak membutuhkan energi
Arah perpindahanKonsentrasi tinggi → rendahAir: Hipotonik → Hipertonik

E. Aplikasi dalam Kehidupan

  • Pengobatan luka dengan larutan garam.

  • Penggunaan infus sesuai tekanan osmotik darah.

  • Proses penyerapan air oleh akar tanaman.

  • Pengawetan makanan menggunakan garam atau gula untuk menarik air dari mikroorganisme.


F. Kesimpulan

Difusi dan osmosis adalah bentuk transportasi pasif yang penting untuk keseimbangan internal sel. Osmosis hanya melibatkan air dan selalu melalui membran semipermeabel, sedangkan difusi bisa terjadi pada berbagai jenis zat dan tidak selalu membutuhkan membran.

Senin, 05 Mei 2025

Teknologi dan Gangguan Sistem Reproduksi Manusia

 

Teknologi Sistem Reproduksi Manusia

Kemajuan teknologi telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah kesuburan, membantu perencanaan keluarga, dan mendiagnosis serta mengobati berbagai kondisi yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Beberapa teknologi penting meliputi:

  1. Fertilisasi In Vitro (IVF):

    • Proses pembuahan sel telur oleh sperma yang dilakukan di luar tubuh wanita, dalam cawan petri di laboratorium.
    • Setelah pembuahan dan perkembangan embrio awal, embrio ditransfer kembali ke rahim wanita dengan harapan terjadi kehamilan.
    • Digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesuburan, seperti penyumbatan tuba fallopi, masalah sperma, atau endometriosis.
  2. Inseminasi Intrauterin (IUI):

    • Prosedur di mana sperma yang telah diproses dan ditingkatkan kualitasnya dimasukkan langsung ke dalam rahim wanita di sekitar waktu ovulasi.
    • Digunakan untuk masalah kesuburan ringan pada pria (misalnya, jumlah sperma rendah atau motilitas sperma yang buruk) atau masalah serviks pada wanita.
  3. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI):

    • Teknik IVF di mana satu sperma tunggal disuntikkan langsung ke dalam sitoplasma sel telur.
    • Sangat efektif untuk mengatasi masalah kesuburan pria yang parah, seperti jumlah sperma yang sangat rendah, motilitas yang buruk, atau morfologi sperma yang abnormal.
  4. Diagnosis Genetik Praimplantasi (PGD) dan Skrining Genetik Praimplantasi (PGS):

    • Dilakukan bersamaan dengan IVF. Sel-sel dari embrio yang dikembangkan di laboratorium dianalisis untuk mendeteksi kelainan genetik atau kromosom sebelum ditransfer ke rahim.
    • PGD digunakan ketika ada risiko penyakit genetik spesifik dalam keluarga, sedangkan PGS digunakan untuk meningkatkan peluang keberhasilan implantasi dan mengurangi risiko keguguran dengan memilih embrio dengan jumlah kromosom yang benar.
  5. Pembekuan Sel Telur (Kriopreservasi Oosit):

    • Proses membekukan dan menyimpan sel telur wanita untuk digunakan di masa depan.
    • Berguna bagi wanita yang ingin menunda kehamilan karena alasan medis (misalnya, sebelum kemoterapi atau radioterapi yang dapat merusak kesuburan) atau alasan sosial.
  6. Pembekuan Sperma (Kriopreservasi Sperma):

    • Proses membekukan dan menyimpan sperma pria untuk digunakan di masa depan.
    • Berguna bagi pria sebelum menjalani pengobatan yang dapat mempengaruhi kesuburan atau bagi mereka yang ingin menyimpan sperma untuk inseminasi atau IVF di kemudian hari.
  7. Penggunaan Obat-obatan Peningkat Kesuburan:

    • Berbagai obat hormonal digunakan untuk merangsang ovulasi pada wanita atau meningkatkan produksi sperma pada pria.
    • Contohnya termasuk klomifen sitrat, gonadotropin, dan inhibitor aromatase.
  8. Ultrasonografi Transvaginal:

    • Teknik pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk memvisualisasikan organ reproduksi wanita (uterus, ovarium, tuba fallopi) dan memantau perkembangan folikel selama siklus menstruasi atau kehamilan awal.
  9. Histeroskopi dan Laparoskopi:

    • Prosedur invasif minimal yang memungkinkan dokter untuk melihat langsung ke dalam rahim (histeroskopi) atau rongga panggul (laparoskopi) menggunakan kamera kecil.
    • Digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi, seperti polip rahim, fibroid, endometriosis, atau penyumbatan tuba fallopi.
  10. Teknologi Kontrasepsi:

    • Berbagai metode kontrasepsi modern, termasuk pil KB, suntikan, implan, IUD (intrauterine device), dan metode penghalang, dikembangkan untuk membantu individu dan pasangan merencanakan keluarga dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Gangguan Sistem Reproduksi

Berbagai kondisi dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita, menyebabkan masalah kesuburan, nyeri, atau komplikasi kesehatan lainnya. Beberapa gangguan umum meliputi:

Pada Wanita:

  • Gangguan Ovulasi: Seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), kegagalan ovarium prematur, dan disfungsi hipotalamus-hipofisis.
  • Endometriosis: Kondisi di mana jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri panggul, gangguan menstruasi, dan masalah kesuburan.
  • Fibroid Uteri (Leiomioma): Tumor non-kanker yang tumbuh di dinding rahim, dapat menyebabkan perdarahan abnormal, nyeri panggul, dan masalah kesuburan.
  • Polip Uteri: Pertumbuhan kecil di lapisan dalam rahim yang dapat menyebabkan perdarahan abnormal.
  • Penyakit Radang Panggul (PID): Infeksi pada organ reproduksi wanita (uterus, tuba fallopi, ovarium) yang sering disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS). Dapat menyebabkan nyeri kronis dan infertilitas.
  • Kanker Ginekologi: Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti kanker ovarium, kanker serviks, kanker endometrium, dan kanker vagina.
  • Infeksi Menular Seksual (IMS): Seperti klamidia, gonore, herpes genital, dan human papillomavirus (HPV), yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan reproduksi dan komplikasi kehamilan.
  • Prolaps Organ Panggul: Kondisi di mana organ panggul (misalnya, uterus, kandung kemih, rektum) turun dari posisi normalnya ke dalam vagina.

Pada Pria:

  • Gangguan Sperma: Seperti oligospermia (jumlah sperma rendah), azoospermia (tidak ada sperma), asthenozoospermia (motilitas sperma buruk), dan teratozoospermia (morfologi sperma abnormal).
  • Varikokel: Pembengkakan pembuluh darah vena di dalam skrotum yang dapat mempengaruhi produksi sperma.
  • Hidrokel: Penumpukan cairan di sekitar testis.
  • Infeksi Saluran Reproduksi: Seperti epididimitis, orkitis, dan prostatitis, yang dapat mempengaruhi kualitas sperma dan kesuburan.
  • Disfungsi Ereksi (Impotensi): Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk hubungan seksual.
  • Ejakulasi Dini: Ejakulasi yang terjadi terlalu cepat selama hubungan seksual.
  • Kanker Testis dan Kanker Prostat: Kanker yang menyerang organ reproduksi pria.
  • Hipogonadisme Pria: Kondisi di mana testis tidak menghasilkan cukup testosteron.
  • Infeksi Menular Seksual (IMS): Seperti uretritis yang disebabkan oleh klamidia atau gonore, yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.

Pada Kedua Jenis Kelamin:

  • Infertilitas: Ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun berhubungan seksual tanpa kontrasepsi. Dapat disebabkan oleh faktor pada pria, wanita, atau keduanya.
  • Kanker: Kanker dapat menyerang berbagai bagian sistem reproduksi pada pria dan wanita.
  • Infeksi Menular Seksual (IMS): Dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi secara keseluruhan dan menyebabkan komplikasi jangka panjang.

FERTILISASI & EMBRIOGENESIS

 

Fertilisasi (Pembuahan)

Fertilisasi adalah proses peleburan dua gamet haploid (sel kelamin), yaitu sperma dari jantan dan ovum (sel telur) dari betina, untuk membentuk zigot diploid. Zigot ini mengandung kombinasi materi genetik dari kedua orang tua.

Tahapan Utama Fertilisasi:

  1. Perjalanan Sperma: Jutaan sperma dilepaskan selama ejakulasi, tetapi hanya sedikit yang berhasil mencapai ovum di tuba fallopi (oviduct). Sperma harus melewati berbagai rintangan, termasuk keasaman vagina, lendir serviks, dan kontraksi uterus.
  2. Kapasitasi: Di dalam saluran reproduksi wanita, sperma mengalami proses kapasitasi, yaitu serangkaian perubahan fisiologis yang meningkatkan motilitas dan kemampuannya untuk membuahi ovum.
  3. Reaksi Akrosom: Ketika sperma mencapai ovum, ia berikatan dengan lapisan pelindung luar ovum yang disebut zona pelusida. Ikatan ini memicu reaksi akrosom, di mana akrosom (struktur seperti topi di kepala sperma) melepaskan enzim-enzim hidrolitik. Enzim-enzim ini mencerna zona pelusida, memungkinkan sperma menembus dan mencapai membran plasma ovum.
  4. Fusi Membran: Membran plasma sperma dan ovum berfusi. Inti sperma (yang mengandung materi genetik) masuk ke dalam sitoplasma ovum.
  5. Blokade Polispermi: Setelah satu sperma berhasil membuahi ovum, mekanisme blokade polispermi diaktifkan untuk mencegah sperma lain masuk. Ini penting untuk memastikan zigot memiliki jumlah kromosom yang benar (diploid).
  6. Pembentukan Pronukleus: Di dalam ovum, inti sperma dan inti ovum (yang telah menyelesaikan meiosis II setelah pembuahan) membengkak dan membentuk pronukleus jantan dan betina.
  7. Singami: Pronukleus jantan dan betina bergerak menuju pusat ovum dan membran nukleusnya pecah. Kromosom dari kedua pronukleus bergabung, membentuk zigot diploid dengan kombinasi genetik baru.

Embriogenesis (Pembentukan Embrio)

Embriogenesis adalah proses perkembangan zigot menjadi embrio multiseluler yang kompleks. Proses ini melibatkan serangkaian pembelahan sel, pergerakan sel, dan diferensiasi sel yang terkoordinasi.

Tahapan Utama Embriogenesis Awal:

  1. Pembelahan (Cleavage): Zigot mengalami serangkaian pembelahan mitosis cepat tanpa adanya pertumbuhan sel yang signifikan. Setiap sel anak yang dihasilkan disebut blastomer.
  2. Morula: Setelah beberapa pembelahan, zigot menjadi bola padat sel yang disebut morula (biasanya terdiri dari 16-32 sel).
  3. Blastulasi (Blastulation): Morula mengalami kavitasasi, membentuk rongga berisi cairan yang disebut blastocoel. Struktur ini sekarang disebut blastula (atau blastokista pada mamalia). Blastula memiliki lapisan sel luar yang disebut trofoblas (yang akan berkontribusi pada pembentukan plasenta) dan kelompok sel di dalam yang disebut massa sel dalam (inner cell mass/ICM), yang akan berkembang menjadi embrio itu sendiri.
  4. Implantasi: Pada mamalia, blastokista menempel pada dinding uterus (endometrium) dan tertanam di dalamnya. Proses ini penting untuk mendapatkan nutrisi dari ibu.
  5. Gastrulasi: Massa sel dalam mengalami reorganisasi dramatis untuk membentuk tiga lapisan germinal utama:
    • Ektoderm: Lapisan terluar yang akan menghasilkan kulit, sistem saraf (termasuk otak dan sumsum tulang belakang), dan beberapa jaringan lainnya.
    • Mesoderm: Lapisan tengah yang akan menghasilkan otot, tulang, darah, pembuluh darah, ginjal, dan gonad.
    • Endoderm: Lapisan terdalam yang akan menghasilkan lapisan dalam saluran pencernaan, sistem pernapasan, hati, dan pankreas.
  6. Neurulasi: Pada vertebrata, ektoderm membentuk lempeng saraf, yang kemudian melipat untuk membentuk tabung saraf. Tabung saraf ini akan berkembang menjadi sistem saraf pusat.
  7. Organogenesis: Setelah pembentukan lapisan germinal, sel-sel mulai berdiferensiasi dan berorganisasi untuk membentuk organ dan sistem organ yang berbeda. Proses ini melibatkan interaksi kompleks antara berbagai jenis sel dan sinyal kimiawi.

Tentu, mari kita bahas tentang kehamilan dan kelahiran, dua tahapan penting dalam siklus reproduksi mamalia, termasuk manusia.

Kehamilan (Gestasi)

Kehamilan, atau gestasi, adalah periode perkembangan embrio dan janin di dalam tubuh ibu, dimulai dari pembuahan hingga kelahiran. Durasi kehamilan bervariasi antar spesies. Pada manusia, kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu atau 9 bulan.

Tahapan Utama Kehamilan pada Manusia:

  1. Trimester Pertama (Minggu 1-12):

    • Implantasi: Blastokista menempel dan tertanam di dinding uterus.
    • Pembentukan Plasenta: Plasenta mulai berkembang, menghubungkan ibu dan janin untuk pertukaran nutrisi, oksigen, dan pembuangan limbah.
    • Organogenesis Awal: Organ-organ utama dan sistem tubuh janin mulai terbentuk. Jantung mulai berdetak, dan struktur wajah, anggota badan, jari tangan dan kaki mulai terlihat.
    • Kerentanan: Embrio sangat rentan terhadap teratogen (zat yang dapat menyebabkan cacat lahir) selama periode ini.
    • Akhir Trimester: Janin sudah memiliki bentuk yang lebih dikenali sebagai manusia, meskipun masih sangat kecil. Sebagian besar sistem organ utama sudah terbentuk.
  2. Trimester Kedua (Minggu 13-27):

    • Pertumbuhan dan Pematangan: Janin tumbuh dengan cepat. Sistem organ terus berkembang dan matang.
    • Pergerakan Janin: Ibu mulai merasakan pergerakan janin (quickening).
    • Perkembangan Sensorik: Janin mulai merespons suara dan cahaya.
    • Pembentukan Vernix Caseosa: Kulit janin ditutupi oleh lapisan lilin yang disebut vernix caseosa, yang melindungi kulit dari cairan ketuban.
    • Potensi Kelangsungan Hidup di Luar Rahim: Pada akhir trimester ini, janin yang lahir prematur memiliki peluang untuk bertahan hidup dengan perawatan intensif.
  3. Trimester Ketiga (Minggu 28-Kelahiran):

    • Pertumbuhan Berat Badan: Janin mengalami peningkatan berat badan yang signifikan.
    • Pematangan Organ: Paru-paru dan otak terus berkembang dan matang, mempersiapkan janin untuk kehidupan di luar rahim.
    • Posisi Kelahiran: Janin biasanya bergerak ke posisi kepala di bawah (presentasi verteks) untuk persiapan kelahiran.
    • Kontraksi Braxton Hicks: Ibu mungkin mengalami kontraksi uterus ringan dan tidak teratur yang disebut kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu).
    • Persiapan untuk Persalinan: Tubuh ibu mulai mempersiapkan diri untuk persalinan, termasuk pelunakan serviks.

Kelahiran (Persalinan atau Parturisi)

Kelahiran adalah proses keluarnya janin dan plasenta dari rahim ibu. Proses ini biasanya dibagi menjadi tiga tahap:

  1. Tahap Pertama (Pembukaan dan Penipisan Serviks):

    • Dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan meningkat secara frekuensi, durasi, dan intensitas.
    • Kontraksi ini menyebabkan serviks (leher rahim) menipis (effacement) dan membuka (dilatasi).
    • Tahap ini adalah yang terpanjang dan bervariasi pada setiap wanita, terutama pada kehamilan pertama.
    • Berakhir ketika serviks membuka sepenuhnya (biasanya sekitar 10 cm).
  2. Tahap Kedua (Pengeluaran Janin):

    • Dimulai ketika serviks telah membuka sepenuhnya.
    • Ibu merasakan dorongan untuk mengejan bersamaan dengan kontraksi uterus.
    • Janin bergerak melalui jalan lahir (vagina) dan dilahirkan.
    • Tahap ini biasanya lebih pendek dari tahap pertama, terutama pada kelahiran berikutnya.
  3. Tahap Ketiga (Pengeluaran Plasenta):

    • Setelah bayi lahir, uterus terus berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim.
    • Plasenta kemudian dikeluarkan melalui vagina.
    • Tahap ini biasanya berlangsung beberapa menit hingga setengah jam setelah kelahiran bayi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelahiran:

  • Kontraksi Uterus: Kontraksi otot-otot rahim yang kuat dan teratur mendorong bayi keluar.
  • Pembukaan Serviks: Pelebaran leher rahim untuk memungkinkan bayi melewati jalan lahir.
  • Tenaga Mengejan Ibu: Upaya sadar ibu untuk mendorong bayi keluar selama kontraksi.
  • Posisi Bayi: Posisi bayi di dalam rahim mempengaruhi kemudahan kelahiran.
  • Ukuran Bayi dan Panggul Ibu: Perbandingan ukuran bayi dengan jalan lahir ibu.

Setelah Kelahiran (Masa Nifas atau Puerperium):

Periode setelah kelahiran, di mana tubuh ibu secara bertahap kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini melibatkan involusi uterus (kembalinya ukuran rahim ke normal), penyembuhan luka persalinan, dan dimulainya produksi ASI (laktasi).

Kehamilan dan kelahiran adalah proses fisiologis yang kompleks dan menakjubkan yang memungkinkan keberlangsungan hidup spesies. Meskipun merupakan proses alami, pemahaman medis dan perawatan yang tepat sangat penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.

GAMETOGENESIS : pembentukan gamet (sel kelamin)

    SPERMATOGENESIS & OOGENESIS


Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel sperma (spermatozoa) di dalam testis jantan. Proses ini terjadi di tubulus seminiferus dan melibatkan pembelahan meiosis dan diferensiasi sel.

https://images.app.goo.gl/Wor6WUyv7r7HWLkM9


Tahapan Spermatogenesis:

  1. Spermatogonium: Sel germinal primordial diploid (2n) yang terletak di dinding tubulus seminiferus.
  2. Mitosis: Spermatogonium mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan lebih banyak spermatogonium. Beberapa di antaranya akan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer.
  3. Spermatosit Primer: Sel diploid (2n) yang mengalami meiosis I.
  4. Meiosis I: Spermatosit primer membelah menjadi dua spermatosit sekunder haploid (n).
  5. Spermatosit Sekunder: Sel haploid (n) yang mengalami meiosis II.
  6. Meiosis II: Spermatosit sekunder membelah menjadi dua spermatid haploid (n).
  7. Spermatid: Sel sperma yang belum matang dan berbentuk bulat.
  8. Spermiogenesis: Spermatid mengalami diferensiasi menjadi spermatozoa yang matang dan motil (bergerak). Proses ini melibatkan pembentukan kepala sperma (mengandung nukleus dan akrosom), leher, bagian tengah (mengandung mitokondria untuk energi), dan ekor (flagelum untuk pergerakan).

Spermatogenesis dimulai saat pubertas pada pria dan berlangsung terus-menerus sepanjang hidup, meskipun kualitas dan kuantitas sperma dapat menurun seiring bertambahnya usia. Proses keseluruhan spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 70 hari.

Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) di dalam ovarium betina. Proses ini dimulai sejak perkembangan embrio dan berlanjut hingga menopause.

https://images.app.goo.gl/rAuUNDrsPpocTP2t7

Tahapan Oogenesis:

  1. Oogonium: Sel germinal primordial diploid (2n) yang ada di ovarium embrio.
  2. Mitosis: Oogonium mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan jutaan oogonium. Sebagian besar oogonium akan berhenti membelah dan berdiferensiasi menjadi oosit primer sebelum kelahiran.
  3. Oosit Primer: Sel diploid (2n) yang memulai meiosis I tetapi berhenti pada tahap profase I. Oosit primer dikelilingi oleh sel-sel folikel membentuk folikel primordial.
  4. Perkembangan Folikel: Setelah pubertas, hormon perangsang folikel (FSH) akan menstimulasi perkembangan beberapa folikel primordial setiap siklus menstruasi. Oosit primer di dalam folikel yang berkembang akan melanjutkan meiosis I.
  5. Meiosis I: Oosit primer menyelesaikan meiosis I, menghasilkan dua sel haploid (n) yang ukurannya tidak sama: satu oosit sekunder yang besar dan satu badan polar pertama yang kecil.
  6. Oosit Sekunder: Sel haploid (n) yang memulai meiosis II tetapi berhenti pada tahap metafase II. Ovulasi biasanya melepaskan oosit sekunder dari folikel ovarium.
  7. Meiosis II: Meiosis II akan diselesaikan hanya jika terjadi fertilisasi oleh sperma. Jika dibuahi, oosit sekunder akan melanjutkan meiosis II dan menghasilkan satu ovum haploid (n) yang besar dan satu badan polar kedua yang kecil.
  8. Ovum (Sel Telur): Gamet betina haploid (n) yang matang dan siap untuk dibuahi.
  9. Badan Polar: Sel-sel kecil haploid yang dihasilkan selama meiosis oogenesis dan tidak memiliki fungsi dalam fertilisasi. Badan-badan polar akan mengalami degenerasi.

Oogenesis adalah proses yang tidak berkesinambungan seperti spermatogenesis. Satu ovum matang biasanya dilepaskan dari ovarium setiap siklus menstruasi. Jumlah total oosit primer yang dimiliki wanita sudah ditentukan sejak lahir dan akan terus berkurang seiring berjalannya waktu hingga menopause.

Perbedaan Utama Antara Spermatogenesis dan Oogenesis:

Fitur

Spermatogenesis

Oogenesis

Lokasi

Testis

Ovarium

Waktu Dimulai
Pubertas

Sebelum kelahiran (berlanjut setelah pubertas)
Pembelahan
Sel

Menghasilkan 4 sperma fungsional

Menghasilkan 1 ovum fungsional dan 2-3 badan polar

Sitokinesis
Pembagian sitoplasma sama rata

Pembagian sitoplasma tidak sama rata
Produksi Gamet
Berkelanjutan setelah pubertas

Siklik, satu ovum per siklus
Ukuran
Gamet

Sperma kecil dan motil

Ovum besar dan non-motil

Badan PolarTidak adaAda (badan polar pertama dan kedua)

Minggu, 27 April 2025

Menstruasi dan Fase Subur

 

Materi Bacaan: Menstruasi dan Fase Subur



https://www.melakafertility.com/my_book/bab-1-anatomi-normal-pada-wanita/?lang=id

Apa itu Menstruasi?

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina sebagai bagian dari siklus bulanan alami tubuh perempuan.
Darah ini berasal dari luruhnya dinding rahim (endometrium) yang dimana didnding rahim akan menebal, dipersiapkan untuk kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim akan meluruh dan keluar bersama darah.

Ciri-ciri menstruasi:

  • Terjadi setiap 21–35 hari sekali (rata-rata 28 hari).

  • Berdurasi 3–7 hari.

  • Volume darah biasanya sekitar 30–80 ml.

  • Gejala yang mungkin muncul: kram perut, perubahan emosi, jerawat, payudara terasa nyeri.


Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase:

FasePenjelasan
Fase Menstruasi

Hari 1–5: Darah haid keluar karena tidak terjadi kehamilan.

Fase Folikuler
Hari 1–13: Ovarium mempersiapkan sel telur baru untuk dilepaskan.

Ovulasi

Hari 14: Sel telur matang dilepaskan dari ovarium. Ini adalah saat yang paling subur.

Fase LutealHari 15–28: Tubuh bersiap untuk kehamilan. Jika tidak ada pembuahan, hormon turun dan siklus dimulai lagi.

Apa itu Fase Subur?

Fase subur adalah masa dalam siklus menstruasi ketika peluang untuk hamil paling tinggi.

Waktu Fase Subur:

  • Terjadi sekitar 5–6 hari dalam satu siklus.

  • Biasanya berakhir dengan ovulasi (pelepasan sel telur).

  • Ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum haid berikutnya.

Tanda-tanda tubuh dalam masa subur:

  • Lendir serviks menjadi lebih jernih dan licin seperti putih telur.

  • Suhu tubuh basal (suhu tubuh saat bangun tidur) sedikit meningkat.

  • Terkadang ada rasa nyeri ringan di perut bagian bawah.


Cara Menghitung Masa Subur

Langkah-langkah sederhana:

  1. Hitung panjang siklus menstruasi (dari hari pertama haid ke hari pertama haid berikutnya).

  2. Kurangi 14 hari dari total panjang siklus → ini perkiraan hari ovulasi.

  3. Masa subur adalah 5 hari sebelum dan 1 hari sesudah ovulasi.

Contoh:

  • Siklus: 28 hari

  • Ovulasi: Hari ke-14

  • Masa subur: Hari ke-10 sampai hari ke-15


Kenapa Penting Memahami Menstruasi dan Fase Subur?

  • Membantu perempuan memahami tubuhnya sendiri.

  • Membantu merencanakan atau menunda kehamilan secara alami.

  • Membantu mengidentifikasi masalah kesehatan reproduksi lebih awal.

  • Membentuk sikap positif dan menghargai proses alami tubuh.

GANGGUAN/ KELAINAN SISTEM GERAK & TEKHNOLOGI SISTEM GERAK

  Gangguan Sistem Gerak dan Teknologi Sistem Gerak Pendahuluan Sistem gerak pada manusia terdiri atas tulang, sendi, dan otot yang bekerja...