SPERMATOGENESIS & OOGENESIS
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel sperma (spermatozoa) di dalam testis jantan. Proses ini terjadi di tubulus seminiferus dan melibatkan pembelahan meiosis dan diferensiasi sel.
Tahapan Spermatogenesis:
- Spermatogonium: Sel germinal primordial diploid (2n) yang terletak di dinding tubulus seminiferus.
- Mitosis: Spermatogonium mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan lebih banyak spermatogonium. Beberapa di antaranya akan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer.
- Spermatosit Primer: Sel diploid (2n) yang mengalami meiosis I.
- Meiosis I: Spermatosit primer membelah menjadi dua spermatosit sekunder haploid (n).
- Spermatosit Sekunder: Sel haploid (n) yang mengalami meiosis II.
- Meiosis II: Spermatosit sekunder membelah menjadi dua spermatid haploid (n).
- Spermatid: Sel sperma yang belum matang dan berbentuk bulat.
- Spermiogenesis: Spermatid mengalami diferensiasi menjadi spermatozoa yang matang dan motil (bergerak). Proses ini melibatkan pembentukan kepala sperma (mengandung nukleus dan akrosom), leher, bagian tengah (mengandung mitokondria untuk energi), dan ekor (flagelum untuk pergerakan).
Spermatogenesis dimulai saat pubertas pada pria dan berlangsung terus-menerus sepanjang hidup, meskipun kualitas dan kuantitas sperma dapat menurun seiring bertambahnya usia. Proses keseluruhan spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 70 hari.
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) di dalam ovarium betina. Proses ini dimulai sejak perkembangan embrio dan berlanjut hingga menopause.
Tahapan Oogenesis:
- Oogonium: Sel germinal primordial diploid (2n) yang ada di ovarium embrio.
- Mitosis: Oogonium mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan jutaan oogonium. Sebagian besar oogonium akan berhenti membelah dan berdiferensiasi menjadi oosit primer sebelum kelahiran.
- Oosit Primer: Sel diploid (2n) yang memulai meiosis I tetapi berhenti pada tahap profase I. Oosit primer dikelilingi oleh sel-sel folikel membentuk folikel primordial.
- Perkembangan Folikel: Setelah pubertas, hormon perangsang folikel (FSH) akan menstimulasi perkembangan beberapa folikel primordial setiap siklus menstruasi. Oosit primer di dalam folikel yang berkembang akan melanjutkan meiosis I.
- Meiosis I: Oosit primer menyelesaikan meiosis I, menghasilkan dua sel haploid (n) yang ukurannya tidak sama: satu oosit sekunder yang besar dan satu badan polar pertama yang kecil.
- Oosit Sekunder: Sel haploid (n) yang memulai meiosis II tetapi berhenti pada tahap metafase II. Ovulasi biasanya melepaskan oosit sekunder dari folikel ovarium.
- Meiosis II: Meiosis II akan diselesaikan hanya jika terjadi fertilisasi oleh sperma. Jika dibuahi, oosit sekunder akan melanjutkan meiosis II dan menghasilkan satu ovum haploid (n) yang besar dan satu badan polar kedua yang kecil.
- Ovum (Sel Telur): Gamet betina haploid (n) yang matang dan siap untuk dibuahi.
- Badan Polar: Sel-sel kecil haploid yang dihasilkan selama meiosis oogenesis dan tidak memiliki fungsi dalam fertilisasi. Badan-badan polar akan mengalami degenerasi.
Oogenesis adalah proses yang tidak berkesinambungan seperti spermatogenesis. Satu ovum matang biasanya dilepaskan dari ovarium setiap siklus menstruasi. Jumlah total oosit primer yang dimiliki wanita sudah ditentukan sejak lahir dan akan terus berkurang seiring berjalannya waktu hingga menopause.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar